Jumat, 18 November 2011

Global Warming

             Pemanasan global atau Global Warming adalah suatu proses meningkatnya suhu rata-rata atmosfer, laut, dan daratan Bumi.
Suhu rata-rata global pada permukaan Bumi telah meningkat 0.74 ± 0.18 °C (1.33 ± 0.32 °F) selama seratus tahun terakhir. Intergovernmental Panel on Climate Change (IPCC) menyimpulkan bahwa, "sebagian besar peningkatan suhu rata-rata global sejak pertengahan abad ke-20 kemungkinan besar disebabkan oleh meningkatnya konsentrasi gas-gas rumah kaca akibat aktivitas manusia" melalui efek rumah kaca. Kesimpulan dasar ini telah dikemukakan oleh setidaknya 30 badan ilmiah dan akademik, termasuk semua akademi sains nasional dari negara-negara G8. Akan tetapi, masih terdapat beberapa ilmuwan yang tidak setuju dengan beberapa kesimpulan yang dikemukakan IPCC tersebut.
            Model iklim yang dijadikan acuan oleh projek IPCC menunjukkan suhu permukaan global akan meningkat 1.1 hingga 6.4 °C (2.0 hingga 11.5 °F) antara tahun 1990 dan 2100. Perbedaan angka perkiraan itu disebabkan oleh penggunaan skenario-skenario berbeda mengenai emisi gas-gas rumah kaca di masa mendatang, serta model-model sensitivitas iklim yang berbeda. Walaupun sebagian besar penelitian terfokus pada periode hingga 2100, pemanasan dan kenaikan muka air laut diperkirakan akan terus berlanjut selama lebih dari seribu tahun walaupun tingkat emisi gas rumah kaca telah stabil. Ini mencerminkan besarnya kapasitas kalor lautan.
            Meningkatnya suhu global diperkirakan akan menyebabkan perubahan-perubahan yang lain seperti naiknya permukaan air laut, meningkatnya intensitas fenomena cuaca yang ekstrem, serta perubahan jumlah dan pola presipitasi. Akibat-akibat pemanasan global yang lain adalah terpengaruhnya hasil pertanian, hilangnya gletser, dan punahnya berbagai jenis hewan.
            Beberapa hal-hal yang masih diragukan para ilmuwan adalah mengenai jumlah pemanasan yang diperkirakan akan terjadi di masa depan, dan bagaimana pemanasan serta perubahan-perubahan yang terjadi tersebut akan bervariasi dari satu daerah ke daerah yang lain. Hingga saat ini masih terjadi perdebatan politik dan publik di dunia mengenai apa, jika ada, tindakan yang harus dilakukan untuk mengurangi atau membalikkan pemanasan lebih lanjut atau untuk beradaptasi terhadap konsekuensi-konsekuensi yang ada. Sebagian besar pemerintahan negara-negara di dunia telah menandatangani dan meratifikasi Protokol Kyoto, yang mengarah pada pengurangan emisi gas-gas rumah kaca.
                Pengetahuan tentang global warming yang kurang, sikap yang kurang setuju, atau perilakunya yang tidak sesuai untuk menggambarkan adanya kecenderungan atau keterkaitan dari ketiga hal tersebut perlu dilakukan suatu survey atau penelitian lebih lanjut. Karena bisa jadi pengetahuan yang cukup tidak dapat merubah sikap, apalagi perilakunya. Namun ada kalanya kita melihat orang dengan perilaku yang mencerminkan peduli pemanasan global namun tanpa mengetahui apa itu pemanasan global.
Kita bisa mulai dari Keterbatasan akan kurangnya penelitian mengenai pengetahuan, sikap dan perilaku masyarakat terhadap Global Warming bukanlah alasan untuk tidak mengkampanyekan Global Warming. Dan kita bisa memulainya dengan menekankan pada aspek “Pengetahuan” ditambah sedikit latihan untuk merubah sikap.

2 komentar:

  1. yapz betul bgt global warming harus di perhatikan,agar hidup kita sehat dan nyaman di dunia nie !!hhe

    BalasHapus
  2. terus berusaha untuk menjaga bumi kita dari efek rumah kaca.....dan selalu tanamkan pola hidup tanpa banyak mengeluarkan banyak gas,polusi,dan limbah yang berlebihan....
    o.k. merdeka..........

    BalasHapus